Jumat, 17 Januari 2014

Tentang Model Pembelajaran Resource Basic Learning (RBL)


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.
Dalam proses pendidikan selalu terjadi perubahan tingkah laku, bukan saja perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi lebih dari itu, perubahan yang diharapkan meliputi seluruh aspek-aspek pendidikan seperti aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan mutu pendidikan harus dimulai sejak pendidikan dasar, hal ini di  karenakan pendidikan dasar merupakan fondasi untuk melanjutkan pendidikan berikutnya. Salah satu usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah penyediaan sumber belajar seperti perpustakaan dan laboratorium yang dapat memberikan fasilitas belajar.
Pengajaran merupakan suatu sistem yang mempunyai komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu komponen dari sistem pengajaran adalah sumber belajar yang dapat dipergunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar ( Syah, 2000:249). Kegiatan belajar mengajar memerlukan interaksi dengan sumber belajar. Agar diperoleh hasil yang maksimal dengan tingkat interaksi yang tinggi, maka proses interaksi perlu dikembangkan secara sistematik. Pengembangan proses interaksi dengan sumber belajar adalah merupakan suatu aktivitas dalam memanfaatkan sumber belajar. Aktivitas yang tinggi hendaknya memanfatkan sumber belajar yang tersedia secara optimal terutama sumber belajar laboratorium dan perpustakaan.
Perpustakaan diharapkan dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Pencapaian tujuan ini untuk pengembangan pribadi siswa baik dalam mendidik diri sendiri secara berkesinambungan dalam memecahkan segala masalah, mempertinggi sikap social dan menciptakan masyarakat yang demokratis.
Keberadaan perpustakaan dan laboratorium di sekolah sangat penting, artinya kegiatan belajar mengajar di kelas pada umumnya bersifat terbatas dan kurang tuntas bahkan seringkali baru merupakan penggerak bagi perkembangan pelajaran siswa.
Salah satu usaha untuk mengatasi keterbatasan kegiatan belajar mengajar adalah dengan menyediakan informasi yang mudah diperoleh siswa. Penyediaan informasi ini berupa buku-buku yang menunjang pencapaian hasil belajar.
Namun tak jarang yang terjadi dilapangan metode mengajar yang diterapkan oleh guru dalam setiap proses pembelajaran masih kurang memberikan hasil yang maksimal, di samping itu juga dalam proses belajar megajar peran guru sangat diperlukan dan siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar, hal seperti ini diduga disebabkan terbatasnya sumber-sumber belajar akibatnya siswa tidak memiliki semangat untuk belajar dan mereka memilih diam sambil memperhatikan penjelasan guru walaupun sebenarnya mereka sangat bosan dengan keadaan seperti itu, bahkan lebih parah lagi adalah siswa-siswa yang tidak berminat untuk memperhatikan pelajaran akan melakukan aktifitas-aktifitas lain yang akan mengarahkan perhatiannya terhadap penyampaian materi oleh guru, mengganggu konsentrasi siswa-siswa lain, bahkan konsentrasi guru pun akan terpecah, sehinggah pada akhirnya nanti akan menyita waktu pelajaran.
Untuk mengatasi hal tersebut maka model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan minat belajar siswa mengikuti pelajaran khususnya pelajaran fisika yakni melalui model pembelajaran Resource Basic Learning sehingga peran guru dalam proses belajar mengajar hanya sebagai fasilator dan siswa yang aktif.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana penggunaan model pembelajaran resource basic learning pada pokok bahasan momentum.


C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran resource basic learning pada pokok bahasan momentum.

D.    Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan yaitu dengan mengetahui apa dan bagaimana model pembelajara resource basic learning semoga para guru maupun calon guru dapat menerapkan model pembelajarn tersebut diharapkan hasil belajar fisika siswa dapat meningkat.

















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Resource Basic Learning (RBL) / Pembelajaran Berbasis Sumber
Menurut Merril (1971) pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana seseorang dengan sengaja di ubah dan di control dengan maksud agar dapat bertingkah laku atau bereaksi sesuai kondisi tertentu. Sedangkan menurut Degeng (1989) pembelajaran merupakan upaya membelajaran siswa.
Belajar berbasis beraneka sumber telah menjadi pradigma belajar. Untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) tidak ada cara yang paling tepat selain belajar dan belajar. Menurut teori Behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku. Belajar adalah pembuka dari tidak tahu menjadi tahu dari paham menjadi paham, dari kurang trampil menjadi mahir, dengan kata lain terjadi perubahan mental dalam diri seseorang.Resource-Based Learning is the instructional strategy where students construct meaning through interaction with a wide range of print,non-print and hu man resources.
Pembelajaran Berdasar Sumber (RBL) adalah strategi pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar baik cetak, non-cetak, maupun orang. Jadi, RBL sangat terkait erat dengan pendekatan konstruktifistik, metode belajar pemecahan masalah (problem-based learning, inquiry learning, atau pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).
Menurut Pembelajaran ini, peserta didik dituntut untuk aktif dalam memperoleh informasi. Anak bebas belajar dengan kemampuan dan kecepatan sesuai dengan kemampuannya. Setiap peserta didik tidak dituntut untuk memperoleh informasi yang sama dengan temannya. Sehingga peserta didik dapat belajar dengan senang dan semangat.
Dalam belajar berdasar sumber diutamakan tujuan untuk mendidik peserta didik menjadi seorang yang sanggup dan belajar dan meneliti. Maka ia harus dilatih untuk menghadapi masalah masalah yang terbuka bagi jawaban-jawaban yang harus diselidiki kebenarannya berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, baik dari penelitian perpustakaan, eksperimen dalam laboratorium maupun sumber-sumber lain.
Resource Based Learning adalah suatu proses pembelajaran yang langsung menghadapkan siswa dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian dengan sumber belajar, Berbeda dengan pembelajaran matematika konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa ( Nasution, 2005 : 18 ). Jadi dalam Resource Based Learning guru bukan merupakan sumber belajar satu – satunya. Siswa dapat belajar dalam kelas, dalam laboratorium, dalam perpustakaan, dalam “ ruang sumber belajar “ yang khusus atau bahkan di luar sekolah, bila ia mempelajari lingkungan berhubungan dengan tugas atau masalah tertentu. Dalam melakukan tugas yang bebas berdasarkan tekhnik pemecahan masalah, penemuan, dan penelitian, bergantung kepada keputusan guru serta kemungkinan yang ada dalam rangkaian kurikulum yang berlaku di sekolah.
Perubahan yang besar yang diakibatkan oleh metode belajar ini antara lain pentingnya peranan ahli perpustakaan dan mereka yang memproduksi bahan, media, atau sumber belajar. Learning Source atau sumber belajar yang esensial harus digunakan oleh siswa. jadi sumber belajar ditujukan kepada siswa / siswa, bukan guru.
Belajar berdasarkan sumber atau Resource Based Learning bukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan bertalian dengan sejumlah perubahan – perubahan yang mempengaruhi pembinaan kurikulum. Dalam Nasution ( 2005 : 19 ). Perubahan – perubahan itu mengenai :
1. Perubahan dalam sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia
2. Perubahan dalam masyarakat dan tafsiran kita tentan tuntunannya
3. Perubahan tentang pengertian kita tentang anak dan caranya belajar.
4. Perubahan dalam media komunikasi.


B.     Tujuan Resource Basic Learning
Dari berbagai pemaparan di atas maka dapat dirumuskan pula tujuan belajar berbasis aneka sumber sebagai berikut:
a.       Merangsang daya penalaran dan kreativitas siswa sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-masing karena berhubungan langsung dengan berbagai sumber informasi dalam pembelajaran.
b.      Meningkatkan motivasi, keaktifan dan mengembangakan rasa percaya diri siswa dalam belajar.
c.       Memberikan kesempatan proses bersosialisasi kepada siswa untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan alat, nara sumber atau tempat.
d.      Meningkatkan perkembanagan siswa dalam berbahasa melalaui komunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar.

C.    Ciri – Ciri Resource Basic Learning

a.       Resource Based Learning memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat – alat audiovisual dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber – sumber yang tersedia.
b.      Resource Based Learning berusaha memberi pengertian kepada siswa tentang luas dan aneka ragamnya sumber – sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. sumber – sumber itu berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan, bahkan cetakan, perpustakaan, alat audio – visual, dan sebagainya.
c.       Resource Based Learning berhasrat untuk mengganti aktivitas siswa dalam belajar tradisional dengan belajar aktif di dorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikan.
d.      Resource Based Learning berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium komunikasi.
e.       Resource Based Learning memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan dan kesanggupan masing – masing dan tidak dipaksa belajar menurut kecepatan yang sama dalam hubungan di kelas.
f.       Resource Based Learning lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.
g.       Resource Based Learning berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri dalam hal yang memungkinkannya untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya.

D.    Pelaksanaan Resource Basic Learning Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Momentum
Resource Based Learning (RBL) adalah cara belajar yang bermacam-macam bentuk dan segi-seginya. Metode ini dapat singkat atau panjang, berlangsung selama satu jam pelajaran atau selama setengah semester dengan pertemuan dua kali seminggu selama satu atau dua jam, dapat diarahkan oleh guru atau barpusat pada kegiatan murid, dapat mengenai satu mata pelajaran tertentu atau melibatkan berbagai disiplin, dapat bersifat individual atau klasikal, dapat menggunakan alat audio-visual yang diamati secara individual atau diperlihatkan kepada seluruh kelas.
Dari penjabaran tentang definisi pembelajaran berdasar sumber (RBL) maka dalam pelaksanaannya yang perlu diperhatikan adalah :
a.      Input
1.      Material (Materials)
Materials adalah bahan fisik yang diperlukan untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran pada pokok bahasan Momentum saat di kelas. Adapun materials yamg dimaksud antara lain:
a)      Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu siswa belajar pokok bahasan momentum. Suharsimi membedakan menjadi dua macam, yaitu :
1)      Alat peraga
Alat peraga adalah alat yang digunakan oleh siswa untuk memeragakan atau mendemonstrasikan suatu materi, misalnya; peta, model, patung organ manusia, dan alat-alat demonstrasi lainnya.
2)      Alat Pelajaran
Alat pelajaran segala sesuatu yang membantu siswa dalam belajar. Misalnya; alat praktek biologi dan kimia, mikroskop, pipet, tabung reaksi dan sebagainya.
3)      Media pengajaran
Media pengajaran adalah sarana pembelajaran yang membantu menyampaikan informasi / materi pelajaran pada siswa. Misalnya; media audio dan visual.
b)      Sumber-sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan agar memungkinkan siswa belajar dengan baik.
Adapun macam-macam sumber belajar antara lain:
1.      Manusia (people), yaitu orang yang menyampikan pesan pengajaran secara langsung ; seperti guru, konselor, administrator yang diniati secara khusus dan disengaja untuk kepentingan belajar.
2.      Bahan (material), yaitu sesuatu yang mengandung pesan pelajaran. Baik tidak diniati secara langsung seperti buku-buku pelajaran. Maupun yang tidak diniati seperti majalah, Koran, jurnal dan film film documenter.
3.      Lingkungan(setting), yaitu ruang dan tempat ketika sumber-sumber dapat berinteraksi dengan peserta didik. Ruang atau tempat yang sengaja disediakan
untuk kepentingan pembelajaran, seperti laboratorium, perpustakaan dan ruang mikro teaching.
4.      Alat dan peralatan (tools and equipment), yaitu sumber belajar produksi dan memainkan sumbersumber lain, misalnya radio, televisi dan tape recorder.
5.      Aktifitas (actifities), yaitu sumber belajar kombinasi antara suatu tehnik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar, misalnya simulasi dan karyawisata.
2.      Metode-Metode (Methods)
Kriteria utama untuk mengajar dengan sukses ialah apakahmengajar itu berhasil atau tidak. Mengajar dengan sukses tidak dapat dilakukan menurut suatu pola tertentu yang diikuti secara rutin. Agar berhasil baik, mengajar itu memerlukan kecakapan, pemahaman, inisiatif dan kreatifitas dari pihak guru. Dalam hal ini kecakapan dan kreatifitas guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dapat mencapai kesuksesan dalam mengajar sehingga siswa tidak bosan dan dapat menangkap setiap materi dengan baik dan dapat mengaplikasikan dalam sikap dan tindakan.

b.      Proses Penyelenggaraan
Pembelajaran berdasar sumber adalah cara belajar yang bermacam-macam bentuk dan segi-seginya. metode ini tampaknya sebagai suatu yang terdiri atas berbagai komponen yang meliputi pengajaran langsung oleh guru, pencarian bahan dari berbagai sumber belajar, latihan-latihan formal, kegiatan penelitian, latihan memecahkan soal dan penggunaan alat alat audio-visual. Cara belajar ini dapat pula didasarkan atas berbagai macam metode dan strategi belajar. Yang penting ialah, bahwa setiap metode dan strategi yang digunakan harus bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai Dalam pelaksanaan cara belajar ini perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1)       Pengetahuan yang ada
Ini mengenai pengetahuan guru tentang latar belakang murid dan pengetahuan murid tentang bahan pelajaran.
2)      Tujuan pengajaran
Guru harus merumuskan dengan jelas apa yang hendak dicapai dengan pelajaran itu. Tujuan ini tidak hanya mengenai bahan yang harus dikuasai, akan tetapi juga ketrampilan dan tujuan emosional dan sosial.
3)      Memilih metodologi
Metode pengajaran banyak ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai. Bila topik yang dihadapi itu luas, maka berbagai ragam metode akan perlu digunakan. Biasanya metode itu akan mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1.      Uraian tentang apa yang dipelajari
2.      Diskusi dan pertukaran pikiran,
3.      Kegiatan-kegiatan yang menggunakan berbagai alat intruksional, laboratorium dan lain-lain
4.      kegiatan kegiatan dalam lingkungan sekitar sekolah, misalnya kerja-lapangan, eksplorasi dan penelitian.
5.      Kegiatan-kegiatan dengan menggunakan berbagai sumber belajar seperti buku, alat audio-visual, dan lai-lain.
6.       Koleksi dan penyediaan bahan
Harus diketahui bahan dan alat yang dimiliki sekolah. Bahan dapat pula dipinjam, seperti buku dari perpustakaan umum. Bahan yang diperlukan oleh semua murid dapat diperbanyak dengan difotocopi. Bahan harus disiapkan sebelumnya. Juga sumbersumber di luar sekolah harus diselidiki agar dapat dimanfaatkan bila diperlukan.
4)      Tempat
Segala kegiatan pembelajaran formal harus dilakukan dalam ruang tertentu, bisa ruang perpustakaan, kelas, laboratorium dan lain-lain.

E.     Materi Pokok
a.      Pengertian Momentum
Momentum dimiliki oleh benda yang bergerak. Momentum adalah kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada kelajuan yang konstan. Momentum merupakan besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda. Momentum dapat dirumuskan sebagai hasil perkalian massa dengan kecepatan. Secara matematis dituliskan:
    p = m.v ............................................................... (1.1)
dengan:
p = momentum (kgm/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
Semakin besar massa suatu benda, maka semakin besar momentumnya, dan semakin cepat gerak suatu benda, maka semakin besar pula momentumnya. Misalnya, dengan kecepatan yang sama, jembatan yang tertabrak bus akan mengalami kerusakan lebih parah daripada jembatan yang tertabrak mobil. Mobil dengan kecepatan tinggi akan lebih sulit dihentikan daripada mobil dengan kecepatan rendah. Dan apabila terjadi tumbukan, mobil dengan kecepatan tinggi akan mengalami kerusakan lebih parah. Semakin besar momentum sebuah benda yang sedang melaju, semakin sulit untuk menghentikannya dan semakin besar tumbukannya jika mengenai benda lain.

b.      Hukum Kekekalan Momentum
Gambar 5.4 menunjukkan dua buah bola biliar dengan massa masing-masing m1 dan m2, bergerak pada satu garis lurus dan searah dengan kecepatan v1 dan v2.

Pada saat bertumbukan, bola 1 menekan bola 2 dengan gaya F12 ke kanan selama 􀀧t , sedangkan bola 2 menekan bola 1 dengan gaya yang arahnya berlawanan. Setelah bertumbukan, kecepatannya masing-masing v1' dan v2'. Pada saat kedua bola bertumbukan, berdasarkan Hukum II Newton dapat dituliskan:
Faksi + Freaksi = 0
Faksi = -Freaksi
F12 = -F21
F12. ∆t = -F21. ∆t
m1v1' – m1v1 = -(m2v2'– m2v2)
m1v1 + m2v2 =m1v1' + m2v2' .................................... (5.5)
dengan:
m1 = massa benda 1 (kg)
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s)
v1' = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s)
m2 = massa benda 2 (kg)
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s)
v2' = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s)
Pada contoh tersebut, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka momentum total sebelum tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan.
Persamaan (5.5) merupakan Hukum Kekekalan Momentum, yang dapat dinyatakan berikut ini.
Jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda, maka jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan.

F.     Contoh Penerapan Model Pembelajaran Resource Basic Learning Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Momentum.
Pada pembelajaran fisika khusunya pokok bahasan momentum bisa di jelaskan dengan menggunakan model pembelajaran Resouce Basic Learning, dimana saat guru meminta kepada sisiwa untuk mengamati atau membaca materi maka siswa  bias mendapatkan informasikan dengan membaca sumber-sumber yang ada.
Fase
Kegiatan Guru
1
Kegiatan awal :
Ø  Motivasi dan apersepsi
-mana yang lebih parah kerusakannya kaca yang di lempar batu atau yang dilempar dengan bola?
- mana yang lebih sulit dihentikan bola yang di lempar atau bola yang di tending ?
Ø  Prasyarat pengetahuan
-          Apa simbol dari massa ?
-          Apa satuannya ?
-          Apa simbol dari kecepatan ?
-          Apa satuannya ?

2












3



















4











5








6




Kegiatan inti :
a. Orientasi siswa pada masalah
1.      Guru memberikan 1 masalah pada lembar kerja siswa yang telah disiapkan tentang momentum.
2.      Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum dipahami tentang momentum.
3.      Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru mempersilahkan siswa lain untuk memberikan tanggapan. Bila diperlukan, guru memberikan bantuan secara klasikal melalui pemberian scaffolding.
4.      Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa sendiri.
b. Mengorganisasikan siswa belajar
1.      Guru meminta siswa membentuk kelompok heterogen (dari sisi kemampuan, gender, budaya, maupun agama) sesuai pembagian kelompok yang tlah di rencanakan oleh guru.
2.      Guru menyediakan logistik (media) untuk setiap kelompok
3.      Guru membagikan Lembar kerja Siswa (LKS) yang berisikan masalah dan langkah-langkah pemecahan serta meminta siswa berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah.
4.      Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
5.      Guru memberi bantuan (scaffolding) berkaitan kesulitan yang dialami siswa secara individu, kelompok, atau klasikal.
6.      Meminta siswa bekerja sama untuk menghimpun berbagai konsep dan aturan matematika yang sudah dipelajari serta memikirkan secara cermat strategi pemecahan yang berguna untuk pemecahan masalah. Mendorong siswa agar bekerja sama dalam kelompok
c. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
(a)    Meminta siswa melihat hubungan-hubungan berdasarkan informasi/data terkait membangun
(b)    Guru meminta siswa melakukan eksperimen dengan media yang disediakan  untuk menyelesaikan masalah
(c)    Guru meminta siswa mendiskusikan cara yang digunakan untuk menemukan semua kemungkinan dari jenis pesanan tersebut, misalnya dengan tabel, diagram pohon, koordinat kartesius, cara mendaftar. Bila siswa belum mampu menjawabnya, guru memberi scaffolding dengan mengingatkan siswa mengenai cara mereka menentukan jenis pesanan.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
(a)       Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.
(b)       Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.
(c)       Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok secara musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) laporan di depan kelas.
e.       Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
(a)    Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan satu kelompok yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.
(b)    Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok penyaji untuk memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
(c)    Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan.
(d)   Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.
(e)    Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara  runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah menentukan urutan penyajian.


Kegiatana penutup :
·         Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil diskusinya.
·         Guru menunjuk salah satu siswa untuk merangkum hasil belajar.
·         Guru melakukan evaluasi terhadap hasil diskusi
·         Guru memberikan tugas untuk mengetahui daya serap materi yang baru diberikan.

G.    Alasan Kecocokan Model Pembejaran Resource Basic Learning dengan Pokok Bahasan Momentum

Pokok bahasan momentum dapat dijelaskan dengan metode ceramah tapi akan lebih baik jikah di jelaskan sambil melakukan percobaan dengan menggunakan model pembelajaran resource basic learning karena dengan menggunakan model pembelajaran berbasis sumber ini siswa dapat mengetahui lebih banyak tentang momentum maupun gejalah momentum dalam kehidupan sehari-hari dengan mencari materi dari beberapa sumber yang ada baik yang sudah disediakan mauoun yang di cari oleh siswa itu sendiri.
Pembelajaran bebrbasis sumber ini sangat efektif dalam kelas karena siswa bias mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang ada dan menggunakan berbagai media untuk mencari materi yang akan di pelajari sehingga pengetahuan siswa bias lebih luas dan siswa juga bias belajar secara mandiri.
Sehingga model pembelajaran Resource Basic Learning cocok digunakan saat mengajarkan pokok bahasan momentum. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator serta memberikan dorongan pada siswa agar dapat menyelesaikan masalah momentum.Guru menciptakan suasana proses pembelajaran fisika pada pokok bahasan momentum yang kondusif agar belajar siswa lebih terarah. Dan siswa dituntut untuk mencari sumber belajar sendiri. Selain itu siswa diberi kesempatan untuk belajar fisika pada pokok bahasan momentum sesuai dengan kesanggupan dan kecepatan masing – masing tanpa paksaan. Pengajaran fisika pada pokok bahasan momentum yang akan diterapkan di dalam kelas adalah pengajaran dimana siswa dituntut untuk aktif dalam mencari sumber belajar dan dalam memecahkan masalah.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pembelajaran Berdasar Sumber (RBL) adalah strategi pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar baik cetak, non-cetak, maupun orang. Jadi, RBL sangat terkait erat dengan pendekatan konstruktifistik, metode belajar peemcahan masalah (problem-based learning, inquiry learning, atau pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).
2.      Salah satu tujuan model pembelajaran resource basic learning yaitu Meningkatkan motivasi, keaktifan dan mengembangakan rasa percaya diri siswa dalam belajar.
3.      Ciri khas dari model pembelajaran resourse basic learning yaitu menggunakan berbagai sumber yang ada dalam menyampaiakan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pemabelajaran.
A.    Saran
1.      Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar, diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran resource basic learning.
2.      Untuk meningkatkan pemahaman materi siswa, sabaiknya dalam mengajar guru harus mengetahui kemampuan dasar siswa sehingga setiap siswa mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan tingkat kemampuan.
3.      Penulis sadar materi tentang resource basic learning dalam makalah ini belum terlalulengkap jadi penulis berharap bagi yang membuat makalah selanjutnya tentang model pembelajaran resource basic learning bisa melengkapi makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA

Haryadi, Bambang. 2009. Fisika Untuk SMA / MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Penerbitan Depertemen Pendidikan Nasional.
Khotimah, Khusnul. 2009. Implementasi pembelajaran Berbasis Sumber ( Resource Basic Learning) dalam mingkatkan penguasaan siswa terhapat  materi zakat. Sidoarjo.
Mandaratu, Sitti. 2011. Skripsi Penelitian tindakan Kelas. Makassar : Dinas pendidikan kota Makassar.
Rusman. 2012.  . Jakarta : PT RajaGafindo Persada.
Sutrisno. Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Resource Basic Learning.
Ulfah, Nafisatul. 2011. Skripsi dengan judul  Penerapan Model Pembelajaran resource Basic Learning (RBL) Dengan Memanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Mencapai Kompetensi Pada Materi Pokok  Himpunan Kelas VII. Semarang


2 komentar: