BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada
hakikatnya pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan.
Dalam proses pendidikan selalu terjadi
perubahan tingkah laku, bukan saja perubahan dari tidak tahu menjadi tahu,
tetapi lebih dari itu, perubahan yang diharapkan meliputi seluruh aspek-aspek
pendidikan seperti aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan mutu
pendidikan harus dimulai sejak pendidikan dasar, hal ini di karenakan pendidikan dasar merupakan fondasi
untuk melanjutkan pendidikan berikutnya. Salah satu usaha dalam meningkatkan
mutu pendidikan adalah penyediaan sumber belajar seperti perpustakaan dan
laboratorium yang dapat memberikan fasilitas belajar.
Pengajaran
merupakan suatu sistem yang mempunyai komponen yang saling berkaitan untuk
mencapai suatu tujuan. Salah satu komponen dari sistem pengajaran adalah sumber
belajar yang dapat dipergunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar ( Syah,
2000:249). Kegiatan belajar mengajar memerlukan interaksi dengan sumber
belajar. Agar diperoleh hasil yang maksimal dengan tingkat interaksi yang
tinggi, maka proses interaksi perlu dikembangkan secara sistematik.
Pengembangan proses interaksi dengan sumber belajar adalah merupakan suatu
aktivitas dalam memanfaatkan sumber belajar. Aktivitas yang tinggi hendaknya
memanfatkan sumber belajar yang tersedia secara optimal terutama sumber belajar
laboratorium dan perpustakaan.
Perpustakaan
diharapkan dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai. Pencapaian tujuan ini untuk pengembangan
pribadi siswa baik dalam mendidik diri sendiri secara berkesinambungan dalam
memecahkan segala masalah, mempertinggi sikap social dan menciptakan masyarakat
yang demokratis.
Keberadaan
perpustakaan dan laboratorium di sekolah sangat penting, artinya kegiatan
belajar mengajar di kelas pada umumnya bersifat terbatas dan kurang tuntas
bahkan seringkali baru merupakan penggerak bagi perkembangan pelajaran siswa.
Salah
satu usaha untuk mengatasi keterbatasan kegiatan belajar mengajar adalah dengan
menyediakan informasi yang mudah diperoleh siswa. Penyediaan informasi ini
berupa buku-buku yang menunjang pencapaian hasil belajar.
Namun
tak jarang yang terjadi dilapangan metode mengajar yang diterapkan oleh guru
dalam setiap proses pembelajaran masih kurang memberikan hasil yang maksimal,
di samping itu juga dalam proses belajar megajar peran guru sangat diperlukan
dan siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar, hal seperti ini
diduga disebabkan terbatasnya sumber-sumber belajar akibatnya siswa tidak
memiliki semangat untuk belajar dan mereka memilih diam sambil memperhatikan
penjelasan guru walaupun sebenarnya mereka sangat bosan dengan keadaan seperti
itu, bahkan lebih parah lagi adalah siswa-siswa yang tidak berminat untuk
memperhatikan pelajaran akan melakukan aktifitas-aktifitas lain yang akan
mengarahkan perhatiannya terhadap penyampaian materi oleh guru, mengganggu
konsentrasi siswa-siswa lain, bahkan konsentrasi guru pun akan terpecah,
sehinggah pada akhirnya nanti akan menyita waktu pelajaran.
Untuk
mengatasi hal tersebut maka model pembelajaran yang diharapkan mampu
meningkatkan minat belajar siswa mengikuti pelajaran khususnya pelajaran fisika
yakni melalui model pembelajaran Resource
Basic Learning sehingga peran guru dalam proses belajar mengajar hanya
sebagai fasilator dan siswa yang aktif.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah bagaimana penggunaan model pembelajaran resource basic learning pada pokok bahasan momentum.
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan makalah ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran resource basic learning pada pokok bahasan momentum.
D.
Manfaat
Adapun
manfaat yang diharapkan yaitu dengan mengetahui apa dan bagaimana model
pembelajara resource basic learning
semoga para guru maupun calon guru dapat menerapkan model pembelajarn tersebut
diharapkan hasil belajar fisika siswa dapat meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Resource Basic Learning (RBL) /
Pembelajaran Berbasis Sumber
Menurut Merril (1971) pembelajaran merupakan suatu
kegiatan dimana seseorang dengan sengaja di ubah dan di control dengan maksud
agar dapat bertingkah laku atau bereaksi sesuai kondisi tertentu. Sedangkan
menurut Degeng (1989) pembelajaran merupakan upaya membelajaran siswa.
Belajar berbasis beraneka sumber telah menjadi
pradigma belajar. Untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) tidak ada cara
yang paling tepat selain belajar dan belajar. Menurut teori Behaviorisme
belajar adalah perubahan tingkah laku. Belajar adalah pembuka dari tidak tahu
menjadi tahu dari paham menjadi paham, dari kurang trampil menjadi mahir,
dengan kata lain terjadi perubahan mental dalam diri seseorang.Resource-Based
Learning is the instructional strategy where students construct meaning
through interaction with a wide range of print,non-print and hu man resources.
Pembelajaran Berdasar Sumber (RBL) adalah strategi
pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi dengan
berbagai sumber belajar baik cetak, non-cetak, maupun orang. Jadi, RBL sangat
terkait erat dengan pendekatan konstruktifistik, metode belajar pemecahan
masalah (problem-based learning, inquiry learning, atau pembelajaran
berbasis proyek (project-based learning).
Menurut Pembelajaran ini, peserta didik dituntut
untuk aktif dalam memperoleh informasi. Anak bebas belajar dengan kemampuan dan
kecepatan sesuai dengan kemampuannya. Setiap peserta didik tidak dituntut untuk
memperoleh informasi yang sama dengan temannya. Sehingga peserta didik dapat
belajar dengan senang dan semangat.
Dalam belajar berdasar sumber diutamakan tujuan
untuk mendidik peserta didik menjadi seorang yang sanggup dan belajar dan
meneliti. Maka ia harus dilatih untuk menghadapi masalah masalah yang terbuka
bagi jawaban-jawaban yang harus diselidiki kebenarannya berdasarkan data yang
dikumpulkan dari berbagai sumber, baik dari penelitian perpustakaan, eksperimen
dalam laboratorium maupun sumber-sumber lain.
Resource Based Learning adalah suatu proses
pembelajaran yang langsung menghadapkan siswa dengan suatu atau sejumlah sumber
belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian
dengan sumber belajar, Berbeda dengan pembelajaran matematika konvensional
dimana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa ( Nasution, 2005 : 18 ).
Jadi dalam Resource Based Learning
guru bukan merupakan sumber belajar satu – satunya. Siswa dapat belajar dalam
kelas, dalam laboratorium, dalam perpustakaan, dalam “ ruang sumber belajar “
yang khusus atau bahkan di luar sekolah, bila ia mempelajari lingkungan
berhubungan dengan tugas atau masalah tertentu. Dalam melakukan tugas yang
bebas berdasarkan tekhnik pemecahan masalah, penemuan, dan penelitian,
bergantung kepada keputusan guru serta kemungkinan yang ada dalam rangkaian
kurikulum yang berlaku di sekolah.
Perubahan yang besar yang diakibatkan
oleh metode belajar ini antara lain pentingnya peranan ahli perpustakaan dan
mereka yang memproduksi bahan, media, atau sumber belajar. Learning Source atau
sumber belajar yang esensial harus digunakan oleh siswa. jadi sumber belajar
ditujukan kepada siswa / siswa, bukan guru.
Belajar berdasarkan sumber atau Resource Based Learning bukan sesuatu
yang berdiri sendiri, melainkan bertalian dengan sejumlah perubahan – perubahan
yang mempengaruhi pembinaan kurikulum. Dalam Nasution ( 2005 : 19 ). Perubahan
– perubahan itu mengenai :
1. Perubahan dalam sifat dan
pola ilmu pengetahuan manusia
2. Perubahan dalam
masyarakat dan tafsiran kita tentan tuntunannya
3. Perubahan tentang pengertian
kita tentang anak dan caranya belajar.
4.
Perubahan dalam media komunikasi.
B. Tujuan Resource
Basic Learning
Dari berbagai pemaparan di atas maka dapat
dirumuskan pula tujuan belajar berbasis aneka sumber sebagai berikut:
a. Merangsang
daya penalaran dan kreativitas siswa sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya
masing-masing karena berhubungan langsung dengan berbagai sumber informasi
dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan
motivasi, keaktifan dan mengembangakan rasa percaya diri siswa dalam belajar.
c. Memberikan
kesempatan proses bersosialisasi kepada siswa untuk mendapatkan dan memperkaya
pengetahuan dengan menggunakan alat, nara sumber atau tempat.
d. Meningkatkan
perkembanagan siswa dalam berbahasa melalaui komunikasi dengan mereka tentang
hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar.
C. Ciri – Ciri Resource Basic Learning
a.
Resource Based Learning
memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran
termasuk alat – alat audiovisual dan memberi kesempatan untuk merencanakan
kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber – sumber yang tersedia.
b.
Resource Based Learning berusaha
memberi pengertian kepada siswa tentang luas dan aneka ragamnya sumber – sumber
informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. sumber – sumber itu berupa
sumber dari masyarakat dan lingkungan, bahkan cetakan, perpustakaan, alat audio
– visual, dan sebagainya.
c.
Resource Based Learning berhasrat
untuk mengganti aktivitas siswa dalam belajar tradisional dengan belajar aktif
di dorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikan.
d.
Resource Based Learning berusaha
untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan
tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium komunikasi.
e.
Resource Based Learning memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan dan kesanggupan masing
– masing dan tidak dipaksa belajar menurut kecepatan yang sama dalam hubungan
di kelas.
f.
Resource Based Learning lebih
fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.
g.
Resource Based Learning berusaha
mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri dalam hal yang memungkinkannya
untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya.
D.
Pelaksanaan
Resource Basic Learning Pada
Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Momentum
Resource
Based Learning (RBL) adalah cara belajar yang
bermacam-macam bentuk dan segi-seginya. Metode ini dapat singkat atau panjang,
berlangsung selama satu jam pelajaran atau selama setengah semester dengan
pertemuan dua kali seminggu selama satu atau dua jam, dapat diarahkan oleh guru
atau barpusat pada kegiatan murid, dapat mengenai satu mata pelajaran tertentu
atau melibatkan berbagai disiplin, dapat bersifat individual atau klasikal,
dapat menggunakan alat audio-visual yang diamati secara individual atau diperlihatkan
kepada seluruh kelas.
Dari penjabaran tentang definisi pembelajaran
berdasar sumber (RBL) maka dalam pelaksanaannya yang perlu diperhatikan adalah
:
a.
Input
1.
Material (Materials)
Materials adalah bahan fisik yang diperlukan untuk
menunjang terjadinya proses pembelajaran pada pokok bahasan Momentum saat di
kelas. Adapun materials yamg dimaksud antara lain:
a) Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk membantu siswa belajar pokok bahasan momentum. Suharsimi
membedakan menjadi dua macam, yaitu :
1)
Alat peraga
Alat peraga adalah alat yang digunakan oleh siswa
untuk memeragakan atau mendemonstrasikan suatu materi, misalnya; peta, model,
patung organ manusia, dan alat-alat demonstrasi lainnya.
2)
Alat Pelajaran
Alat pelajaran segala sesuatu yang membantu siswa
dalam belajar. Misalnya; alat praktek biologi dan kimia, mikroskop, pipet,
tabung reaksi dan sebagainya.
3)
Media pengajaran
Media pengajaran adalah sarana pembelajaran yang
membantu menyampaikan informasi / materi pelajaran pada siswa. Misalnya; media
audio dan visual.
b) Sumber-sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan agar memungkinkan
siswa belajar dengan baik.
Adapun macam-macam sumber belajar antara lain:
1. Manusia
(people), yaitu orang yang menyampikan pesan pengajaran secara langsung ;
seperti guru, konselor, administrator yang diniati secara khusus dan disengaja
untuk kepentingan belajar.
2. Bahan
(material), yaitu sesuatu yang mengandung pesan pelajaran. Baik tidak diniati
secara langsung seperti buku-buku pelajaran. Maupun yang tidak diniati seperti
majalah, Koran, jurnal dan film film documenter.
3. Lingkungan(setting),
yaitu ruang dan tempat ketika sumber-sumber dapat berinteraksi dengan peserta
didik. Ruang atau tempat yang sengaja disediakan
untuk kepentingan pembelajaran, seperti
laboratorium, perpustakaan dan ruang mikro teaching.
4. Alat
dan peralatan (tools and equipment), yaitu sumber belajar produksi dan
memainkan sumbersumber lain, misalnya radio, televisi dan tape recorder.
5. Aktifitas
(actifities), yaitu sumber belajar kombinasi antara suatu tehnik dengan sumber
lain untuk memudahkan belajar, misalnya simulasi dan karyawisata.
2.
Metode-Metode (Methods)
Kriteria utama untuk mengajar dengan sukses ialah
apakahmengajar itu berhasil atau tidak. Mengajar dengan sukses tidak dapat
dilakukan menurut suatu pola tertentu yang diikuti secara rutin. Agar berhasil
baik, mengajar itu memerlukan kecakapan, pemahaman, inisiatif dan kreatifitas
dari pihak guru. Dalam hal ini kecakapan dan kreatifitas guru dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dapat mencapai
kesuksesan dalam mengajar sehingga siswa tidak bosan dan dapat menangkap setiap
materi dengan baik dan dapat mengaplikasikan dalam sikap dan tindakan.
b.
Proses
Penyelenggaraan
Pembelajaran berdasar sumber adalah cara belajar
yang bermacam-macam bentuk dan segi-seginya. metode ini tampaknya sebagai suatu
yang terdiri atas berbagai komponen yang meliputi pengajaran langsung oleh
guru, pencarian bahan dari berbagai sumber belajar, latihan-latihan formal,
kegiatan penelitian, latihan memecahkan soal dan penggunaan alat alat
audio-visual. Cara belajar ini dapat pula didasarkan atas berbagai macam metode
dan strategi belajar. Yang penting ialah, bahwa setiap metode dan strategi yang
digunakan harus bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai Dalam pelaksanaan
cara belajar ini perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1) Pengetahuan yang ada
Ini mengenai pengetahuan guru tentang latar belakang
murid dan pengetahuan murid tentang bahan pelajaran.
2) Tujuan
pengajaran
Guru harus merumuskan dengan jelas apa yang hendak
dicapai dengan pelajaran itu. Tujuan ini tidak hanya mengenai bahan yang harus
dikuasai, akan tetapi juga ketrampilan dan tujuan emosional dan sosial.
3) Memilih
metodologi
Metode pengajaran banyak ditentukan oleh tujuan yang
hendak dicapai. Bila topik yang dihadapi itu luas, maka berbagai ragam metode
akan perlu digunakan. Biasanya metode itu akan mengandung unsur-unsur sebagai
berikut :
1. Uraian
tentang apa yang dipelajari
2. Diskusi
dan pertukaran pikiran,
3. Kegiatan-kegiatan
yang menggunakan berbagai alat intruksional, laboratorium dan lain-lain
4. kegiatan
kegiatan dalam lingkungan sekitar sekolah, misalnya kerja-lapangan, eksplorasi
dan penelitian.
5. Kegiatan-kegiatan
dengan menggunakan berbagai sumber belajar seperti buku, alat audio-visual, dan
lai-lain.
6. Koleksi dan penyediaan bahan
Harus diketahui bahan dan alat yang
dimiliki sekolah. Bahan dapat pula dipinjam, seperti buku dari perpustakaan
umum. Bahan yang diperlukan oleh semua murid dapat diperbanyak dengan
difotocopi. Bahan harus disiapkan sebelumnya. Juga sumbersumber di luar sekolah
harus diselidiki agar dapat dimanfaatkan bila diperlukan.
4) Tempat
Segala kegiatan pembelajaran formal harus dilakukan
dalam ruang tertentu, bisa ruang perpustakaan, kelas, laboratorium dan
lain-lain.
E.
Materi
Pokok
a.
Pengertian
Momentum
Momentum dimiliki oleh benda yang
bergerak. Momentum adalah kecenderungan benda yang bergerak untuk
melanjutkan gerakannya pada kelajuan yang konstan. Momentum merupakan besaran
vektor yang searah dengan kecepatan benda. Momentum dapat dirumuskan sebagai
hasil perkalian massa dengan kecepatan. Secara matematis dituliskan:
p = m.v
............................................................... (1.1)
dengan:
p = momentum (kgm/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
Semakin besar massa suatu benda, maka
semakin besar momentumnya, dan semakin cepat gerak suatu benda, maka semakin
besar pula momentumnya. Misalnya, dengan kecepatan yang sama, jembatan yang
tertabrak bus akan mengalami kerusakan lebih parah daripada jembatan yang
tertabrak mobil. Mobil dengan kecepatan tinggi akan lebih sulit dihentikan
daripada mobil dengan kecepatan rendah. Dan apabila terjadi tumbukan, mobil
dengan kecepatan tinggi akan mengalami kerusakan lebih parah. Semakin besar
momentum sebuah benda yang sedang melaju, semakin sulit untuk menghentikannya
dan semakin besar tumbukannya jika mengenai benda lain.
b.
Hukum
Kekekalan Momentum
Gambar 5.4 menunjukkan dua buah bola biliar dengan massa
masing-masing m1 dan m2, bergerak pada satu garis lurus dan
searah dengan kecepatan v1 dan v2.
Pada saat bertumbukan, bola 1 menekan bola 2 dengan gaya F12
ke kanan selama t , sedangkan bola 2 menekan bola 1 dengan
gaya yang arahnya berlawanan. Setelah bertumbukan, kecepatannya masing-masing v1'
dan v2'. Pada saat kedua bola bertumbukan, berdasarkan Hukum
II Newton dapat dituliskan:
Faksi + Freaksi = 0
Faksi = -Freaksi
F12 = -F21
F12. ∆t = -F21.
∆t
m1v1' – m1v1
= -(m2v2'– m2v2)
m1v1 + m2v2
=m1v1' + m2v2' ....................................
(5.5)
dengan:
m1 = massa benda 1 (kg)
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s)
v1' = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s)
m2 = massa benda 2 (kg)
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s)
v2' = kecepatan
benda 2 setelah tumbukan (m/s)
Pada contoh tersebut, jika resultan
gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka momentum total sebelum
tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan.
Persamaan (5.5) merupakan Hukum Kekekalan Momentum, yang dapat
dinyatakan berikut ini.
Jika
tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda, maka jumlah momentum sebelum
tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan.
F.
Contoh
Penerapan Model Pembelajaran Resource
Basic Learning Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Momentum.
Pada
pembelajaran fisika khusunya pokok bahasan momentum bisa di jelaskan dengan
menggunakan model pembelajaran Resouce
Basic Learning, dimana saat guru meminta kepada sisiwa untuk mengamati atau
membaca materi maka siswa bias
mendapatkan informasikan dengan membaca sumber-sumber yang ada.
Fase
|
Kegiatan
Guru
|
1
|
Kegiatan awal :
Ø Motivasi
dan apersepsi
-mana
yang lebih parah kerusakannya kaca yang di lempar batu atau yang dilempar
dengan bola?
-
mana yang lebih sulit dihentikan bola yang di lempar atau bola yang di
tending ?
Ø Prasyarat
pengetahuan
-
Apa simbol dari massa ?
-
Apa satuannya ?
-
Apa simbol dari kecepatan ?
-
Apa satuannya ?
|
2
3
4
5
6
|
Kegiatan inti :
a.
Orientasi siswa pada masalah
1. Guru
memberikan 1 masalah pada lembar kerja siswa yang telah disiapkan tentang
momentum.
2. Guru
meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah secara individu dan
mengajukan hal-hal yang belum dipahami tentang momentum.
3. Jika
ada siswa yang mengalami masalah, guru mempersilahkan siswa lain untuk
memberikan tanggapan. Bila diperlukan, guru memberikan bantuan secara
klasikal melalui pemberian scaffolding.
4. Guru
meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari masalah tersebut secara
teliti dengan menggunakan bahasa sendiri.
b. Mengorganisasikan siswa belajar
1.
Guru
meminta siswa membentuk kelompok heterogen (dari sisi kemampuan, gender,
budaya, maupun agama) sesuai pembagian kelompok yang tlah di rencanakan oleh
guru.
2. Guru
menyediakan logistik (media) untuk setiap kelompok
3. Guru membagikan Lembar kerja Siswa (LKS) yang
berisikan masalah dan langkah-langkah pemecahan serta meminta siswa
berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah.
4. Guru berkeliling mencermati siswa bekerja,
mencermati dan menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum
dipahami.
5. Guru memberi bantuan (scaffolding) berkaitan
kesulitan yang dialami siswa secara individu, kelompok, atau klasikal.
6. Meminta siswa bekerja sama untuk menghimpun berbagai
konsep dan aturan matematika yang sudah dipelajari serta memikirkan secara
cermat strategi pemecahan yang berguna untuk pemecahan masalah. Mendorong
siswa agar bekerja sama dalam kelompok
c. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
(a) Meminta siswa melihat hubungan-hubungan berdasarkan
informasi/data terkait membangun
(b) Guru
meminta siswa melakukan eksperimen dengan media yang disediakan untuk menyelesaikan masalah
(c) Guru
meminta siswa mendiskusikan cara yang digunakan untuk menemukan semua
kemungkinan dari jenis pesanan tersebut, misalnya dengan tabel, diagram
pohon, koordinat kartesius, cara mendaftar. Bila siswa belum mampu
menjawabnya, guru memberi scaffolding dengan mengingatkan siswa
mengenai cara mereka menentukan jenis pesanan.
d. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
(a) Guru
meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci,
dan sistematis.
(b) Guru
berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun
laporan hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.
(c) Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok
secara musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) laporan di depan kelas.
e. Menganalisa
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
(a) Guru
meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan satu kelompok yang
mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara
runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.
(b) Guru
memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok penyaji untuk memberikan
penjelasan tambahan dengan baik.
(c) Guru
memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan.
(d) Guru
melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari
siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa
sudah benar.
(e) Guru
memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari
kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya
secara runtun, sistematis, santun, dan
hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa
bermusyawarah menentukan urutan penyajian.
|
Kegiatana
penutup :
·
Memberikan penghargaan kepada
siswa yang telah mempresentasikan hasil diskusinya.
·
Guru menunjuk salah satu siswa
untuk merangkum hasil belajar.
·
Guru melakukan evaluasi terhadap
hasil diskusi
·
Guru memberikan tugas untuk
mengetahui daya serap materi yang baru diberikan.
|
G. Alasan
Kecocokan Model Pembejaran Resource Basic Learning dengan Pokok Bahasan
Momentum
Pokok
bahasan momentum dapat dijelaskan dengan metode ceramah tapi akan lebih baik
jikah di jelaskan sambil melakukan percobaan dengan menggunakan model
pembelajaran resource basic learning karena dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis sumber ini siswa dapat mengetahui lebih banyak tentang momentum maupun
gejalah momentum dalam kehidupan sehari-hari dengan mencari materi dari
beberapa sumber yang ada baik yang sudah disediakan mauoun yang di cari oleh
siswa itu sendiri.
Pembelajaran
bebrbasis sumber ini sangat efektif dalam kelas karena siswa bias mendapatkan
informasi dari berbagai sumber yang ada dan menggunakan berbagai media untuk
mencari materi yang akan di pelajari sehingga pengetahuan siswa bias lebih luas
dan siswa juga bias belajar secara mandiri.
Sehingga
model pembelajaran Resource Basic Learning cocok digunakan saat mengajarkan
pokok bahasan momentum. Guru berperan sebagai motivator dan
fasilitator serta memberikan dorongan pada siswa agar dapat menyelesaikan
masalah momentum.Guru menciptakan suasana proses pembelajaran fisika pada pokok
bahasan momentum yang kondusif agar belajar siswa lebih terarah. Dan siswa
dituntut untuk mencari sumber belajar sendiri. Selain itu siswa diberi
kesempatan untuk belajar fisika pada pokok bahasan momentum sesuai dengan
kesanggupan dan kecepatan masing – masing tanpa paksaan. Pengajaran fisika pada
pokok bahasan momentum yang akan diterapkan di dalam kelas adalah pengajaran
dimana siswa dituntut untuk aktif dalam mencari sumber belajar dan dalam
memecahkan masalah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pembelajaran
Berdasar Sumber (RBL) adalah strategi pembelajaran dimana siswa membangun
pemahamannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar baik cetak,
non-cetak, maupun orang. Jadi, RBL sangat terkait erat dengan pendekatan
konstruktifistik, metode belajar peemcahan masalah (problem-based learning,
inquiry learning, atau pembelajaran berbasis proyek (project-based
learning).
2. Salah satu
tujuan model pembelajaran resource basic
learning yaitu Meningkatkan motivasi, keaktifan dan
mengembangakan rasa percaya diri siswa dalam belajar.
3. Ciri khas
dari model pembelajaran resourse basic
learning yaitu menggunakan berbagai sumber yang ada dalam menyampaiakan
materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pemabelajaran.
A.
Saran
1. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar, diharapkan guru
dapat menerapkan model pembelajaran resource
basic learning.
2. Untuk
meningkatkan pemahaman materi siswa, sabaiknya dalam mengajar guru harus
mengetahui kemampuan dasar siswa sehingga setiap siswa mendapatkan perlakuan
yang sesuai dengan tingkat kemampuan.
3. Penulis
sadar materi tentang resource basic
learning dalam makalah ini belum terlalulengkap jadi penulis berharap bagi
yang membuat makalah selanjutnya tentang model pembelajaran resource basic
learning bisa melengkapi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Haryadi,
Bambang. 2009. Fisika Untuk SMA / MA
Kelas XI. Jakarta : Pusat Penerbitan Depertemen Pendidikan Nasional.
Khotimah,
Khusnul. 2009. Implementasi pembelajaran
Berbasis Sumber ( Resource Basic Learning) dalam mingkatkan penguasaan siswa
terhapat materi zakat. Sidoarjo.
Mandaratu,
Sitti. 2011. Skripsi Penelitian tindakan
Kelas. Makassar : Dinas pendidikan kota Makassar.
Rusman.
2012. . Jakarta : PT RajaGafindo Persada.
Sutrisno. Pembelajaran Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Resource Basic Learning.
Ulfah, Nafisatul. 2011. Skripsi
dengan judul Penerapan Model
Pembelajaran resource Basic Learning (RBL) Dengan Memanfaatkan Media Lingkungan
untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Mencapai
Kompetensi Pada Materi Pokok Himpunan
Kelas VII. Semarang
nice info makasih yah kak
BalasHapusmanfaat csr
Itu yg syah,2000:249 kok gak ada di daftar pustaka
BalasHapus