Minggu, 15 Desember 2013

Teori Belajar Menurut Edward Lee Thorndike

Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 1
Tugas Kelompok
“Teori Edward Lee Thorndike”

Oleh :
Kelompok I
1. Didin Suaidin 4. Mardina
2. Nur Ina Rahmi 5. As’Ari H.Tawari
3. Tenri Ape P. 6. Dewi
FKIP PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu. Dengan perkembangannya psikologi dalam pendidikan, maka berbarengan dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar, justru dapat dikatakan bahwa dengan tumbuhnya pengetahun tentang belajar. Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembanga sangat pesat. Didalam masa perkembangan psikologi pendidikna dijamin mutakkhir ini muncullah secara beruntung beberapa aliran psikologi pendidikan, masing-masing yaitu:
 Psikologi Behavioristik
 Psikologi kognitif, dan
 Psikologi Humanistik
Teori perilaku menitik beratkan pada aspek-aspek eksternal belajar, termasuk stimulus eksternal, respon perilaku siswa, dan penguatan yang mengikuti respon yang sesuai. Berdasarkan dengan teori perilaku yang dikemukakan oleh Thorndike tentang Law of Effect dalam budayasa, bahwa respon yang menyenangkan yang dialami sebelumnya cenderung diulangi dan respon yang tidak menyenangkan yang dialami sebelumnya cenderung dibuang. Jadi menurut Thorndike kecuali hubungan stimulus dn respon, teori yang dikemukakan menekankan terutama prinsip-prinsip pengetahuan.
Sesuai dengan teori Thorndike di atas, pelaksanaan sistem pembelajaran di kelas tidak lepas dari pemberian penghargaan dan hukuman. Disamping dalam penyampaian pembelajaran guru kepada sisiwa tidak lepas dari pemyampaian secara langsung informasi-informasi yang akan dipelajari oleh siswa. Sesuai dengan teori belajar perilaku agar ketuntasan belajar sains siswa dicapai maka materi ajar yang akan diberikan perlu dianalisis ke dalam nagian-bagian sederhana.
Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 3
B. Rumusan Masalah
Dari ketiga aliran psikologi tersebut, behavioristik adalah salah satu aliran yang dimiliki oleh Edwar Lee Thorndike sehinggah dalam makalah ini penulis akan mengangkat tentang:
1. Biografi Edwar Lee Thorndike
2. Bagaiman teori-teori belajar Edwar Lee Thorndike?
3. Apa saja hukum-hukum yang digunakan Edwar Lee Thorndike?
C. Tujuan Penulis
Adapun tujuan penulisan makalah iniyaitu untuk menmbaha wawasan pengetahuan mahasiswa/mahasiswi pada mata kuliah Teori Belajar Fisika (Psikologi Pendidikan) terutama tentang pemikiran dan teori-teori Edwar Lee Thorndike sesuai dengan makalah yang penulis susun.
Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Edwar Lee Thorndike
Edward Lee Thorndike meski secara teknis seorang fungsionalis, namun ia telah membentuk tahapan behaviorisme Rusia dalam versi Amerika. Thorndike (1874-1949) mendapat gelar sarjananya dari Wesleyan University di Connecticut pada tahun 1895, dan master dari Hardvard pada tahun 1897. ketika disana, dia mengikuti kelasnya Williyams James dan merekapun cepat menjadi akrab.dia menerima bea siswa di Colombia, dan mendapatkan gelar PhD-nya tahun 1898. kemudian dia tinggal dan mengajar di Colombia sampai pension pada tahun 1940.
Dia menerbitkan suatu buku yang berjudul ―Animal intelligence, An experimental study of associationprocess in Animal‖. Buku ini yang merupakan hasil penelitian Thorndike terhadap tingkah beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing, dan burung.yang mencerminkan prinsip dasar dari proses belajar yang dianut oleh Thorndike yaitu bahwa dasar dari belajar (learning) tidak laian sebenaranya adalah asosiasi, suatu stimulum akan menimbulkan suatu respon tertentu.
Teori ini disebut dengan teori S-R. dalam teori S-R di katakan bahwa dalam proses belajar, pertama kali organisme (hewan, orang) belajar dengan cara coba salah (trial end error). Kalau organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah, maka organisme itu akan mengeluarkan serentakan tingkah laku dari kumpulan tingkah laku yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu. Berdasarkan pengalaman itulah , maka pada saat menghadai masalah yang serupa, organisme sudah tahu tingkah laku mana yang harus di keleluarkan nya untuk memecahkan masalah. Ia mengasosiasikan suatu masalah tertentu dengan suatu tingkah laku tertentu. Seekor kucing misalnya, yang di masukkan dalam kandang yang terkunci akan bergerak, berjalan, meloncat, mencakar dan sebagainya sampai suatu
Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 5
saat secara kebetulan ia menginjak suatu pedal dalam kandang itu sehingga kandang itu terbuka. Sejak itu, kucing akan langsung menginjak pedal kalau ia dimasukkan dalam kandag yang sama.
B. Teori Beajar yang di Kemukakan Edwar Lee Thorndike
Menurut Thorndike, belajar merupaka peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus dan respon.
 Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organism untuk bereaksi atau berbuat.
 Respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Pada mulanya, pendidikan dan pengajaran di Amerika Serikat di dominasi oleh pengaruh dari Thorndike (1874-1949) teori belajar Thorndike di sebut ― Connectionism‖ karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering juga disebut ―Trial and error‖ dalam rangka menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu, Thorndike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku beberapa binatang antara lain kucing, dan tingkah laku anak-anak dan orang dewasa.
Objek penelitian di hadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek melakukan berbagai pada aktivitas untuk merespon situasi itu, dalam hal ini objek mencoba berbagai cara bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu reaksi dengan stimulasinya.
bentuk belajar yang paling khas baik pada hewan maupun pada manusia menurutnya adalah “trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Eksperimennya yang terkenal adalah dengan menggunakan kucing yang masih muda dengan kebiasaan-kebiasaan yang masih belum kaku, dibiarkan lapar; kemudian dimasukkan ke dalam kurungan yang disebut ‖problem box‖.
Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 6
Dimana konstruksi pintu kurungan tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga kalau kucing menyentuh tombol tertentu pintu kurungan akan terbuka dan kucing dapat keluar dan mencapai makanan (daging) yang ditempatkan di luar kurungan itu sebagai hadiah atau daya penarik bagi si kucing yang lapar itu. Pada usaha (trial) yang pertama, kucing itu melakukan bermacam-macam gerakan yang kurang relevan bagi pemecahan problemnya, seperti mencakar, menubruk dan sebagainya, sampai kemudian menyentuh tombol dan pintu terbuka. Namun waktu yang dibutuhkan dalam usaha yang pertama ini adalah lama. Percobaan yang sama seperti itu dilakukan secara berulang-ulang; pada usaha-usaha (trial) berikutnya dan ternyata waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan problem itu makin singkat. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya kucing itu sebenarnya tidak mengerti cara membebaskan diri dari kurungan tersebut, tetapi dia belajar mempertahankan respon-respon yang benar dan menghilangkan atau meninggalkan respon-respon yang salah. Dengan demikian diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha–usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu. Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and error” atau “selecting and conecting”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan membuat salah. Dalam melaksanakan coba-coba ini, kucing tersebut cenderung untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak mempunyai hasil. Setiap respons menimbulkan stimulus yang baru, selanjutnya stimulus baru ini akan menimbulkan respons lagi, demikian selanjutnya.
Ciri-ciri belajar dengan trial and error:
1.Ada motif pendorong aktivitas
2.ada berbagai respon terhadap situasi
Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 7
3.ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah
4.ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu.
C. Hukum-Hukum yang digunakan Edwar Lee Thorndike
Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon ini mengikuti hukum-hukum berikut:
1. Hukum kesiapan (law of readiness), hukum ini pada intinya menyatakan bahwa belajar akan berhasil apabila peserta didik benar-benar telah siap untuk belajar. Dengan perkataan lain, apabila suatu materi pelajaran diajarkan kepada anak yang belum siap untuk mempelajari materi tersebut maka tidak akan ada hasilnya. 2. Hukum latihan (law of exercise), yaitu apabila ikatan antara stimulus dan respon lebih sering terjadi, maka ikatan itu akan terbentuk semakin kuat. Interpretasi dari hukum ini adalah semakin sering suatu pengetahuan—yang telah terbentuk akibat terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon—dilatih (digunakan), maka ikatan tersebut akan semakin kuat. Jadi, hukum ini menunjukkan prinsip utama belajar adalah pengulangan. Semakin sering suatu materi pelajaran diulangi maka materi pelajaran tersebut akan semakin kuat tersimpan dalam ingatan (memori).
3. Hukum akibat (law of effect), yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan maka asosiasi akan semakin meningkat. Hal ini berarti (idealnya), jika suatu respon yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka kepuasan akan tercapai dan asosiasi akan diperkuat.
Konkretnya adalah sebagai berikut: Misalkan seorang siswa diminta untuk menyelesaikan suatu soal matematika, setelah ia kerjakan, ternyata jawabannya benar, maka ia merasa senang/puas dan akibatnya antara soal dan jawabannya yang benar itu akan kuat tersimpan dalam ingatannya. Hukum ini dapat juga diartikan, suatu tindakan yang diikuti akibat yang
Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 8
menyenangkan, maka tindakan tersebut cenderung akan diulangi pada waktu yang lain. Sebaliknya, suatu tindakan yang diikuti akibat yang tidak menyenangkan, maka tindakan tersebut cenderung akan tidak diulangi pada waktu yang lain.
Selanjutnya Thorndike menambahkan hukum tambahan sebagai berikut:
a) Hukum reaksi bervariasi (Multiple Response). Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh proses trial dan error yang menunjukkan adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
b) Hukum sikap(Set/Attitude). Hukum ini menjelaskan bahwa perilaku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dengan respon saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang dalam diri individu baik kognitif,emosi, social, maupun psikomotornya.
c) Hukum Aktivitas Berat Sebelah (Prepotency of element). Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon hanya pada stimulus tertentu saja sesuai dengaa persepsinya terhadap keseluruhan situasi (respon selektif)
d) Hukum Respon by Analogy. Hukum ini mengatakan bahwa individu dapat melakukan respon pada situasi yang belum pernah dialami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah dialami sehinggah terjadi transfer atau perpindahan unsure-unsur yang telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak unsure yang sama/identik, maka transfer akan makin mudah.
e) Hukum perpindahan asosiasi (associative Shifting). Hukum ini mengatakan proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum dikenal dilakukan secara terhadap dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit unsure baru dan membuang demi sedikit unsure lama.
Thorndike juga mengemukakan revisi hokum belajar antara lain yaitu:
1) Hukum latihan:
Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 9
Hukum ini pada dasarnya sama dengan hukum prekuensinya Aristoteles, jika asosiasi (atau koneksi neural) lebih sering digunanakan, maka koneksinya akan lebih kuat, sedangkan yang paling kurang penggunaannya, maka paling lemahlah koneksinya, dua hal inilah yang berturut-turut disebut dengan hukum kegunaan dan ketidak bergunaan
2) Hukum efek
Ketika sebuah asosiasi kemudian di ikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka hasilnya menguat begitu juga sebaliknya ketika sebuah asosiasi di ikuti dengan keadaanyang memuaskan, maka koneksinya melemah, kecuali untuk bahasa ―mentalistik’ (kepuasan bukanlah prilaku), karena hal itu sama dengan pengondisian operasi coperant Conditioning)-nyaSkiner.
Pada tahun 1929, penelitiannya telah membawanya keluar dari semua dal diatas kecuali apa yang yang kita sebut sekarang dengan penguatan (reinforcement).
Thorndike yang dikenal karena kajiannya tentang Transfer pelatihan (Transfer or Training), kemudian ia percaya (dan masih sering percaya) bahwa mengkaji subjek-subjek sulit meskipun anda tidak akan pernah menggunakannya. Adalah bagus buat anda karena hal itu memperkuat pikiran anda. Hal ini adalah sejenis latihan yang bias memperkuat otot-otot anda. Hal itu kemudian di gunakan kembali untuk membenarkan cara anak belajar bahasa latin, seperti halnya yang digunakan saat ini. untuk membenarkan cara anak belajar kalkulus. Namun dia menyatakan bahwa hanya keserupaan objek kedua dengan yang pertama sama saja yang bias mengarah pada pembelajaran yang meningkat hasilnya dalam subjek kedua. Jadi bahasa latin mungkin membantu anda belajar bahasa Italia, atau belajar aljabar mungkin membantu anda belajar kalkulus, tetapi bahasa latin tidak akan pernah membantu anda belajar kalkulus atau hal-hal lain yang berbeda.
Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dibahas pada BAB sebalumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Edwar Lee Thorndike adalah seorang tokoh penemu teori beljar mengenai interaksi antara stimulus dengan respon.
2. Teori belajar yang dikemukakan Thorndike yaitu teori ―Connectionsm‖ karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dengan respon. Teori ini juga sering disebut ―Trial and Error‖.
3. Hukum-hukum brlajar yang dikemukakan thorndike ada tiga yang paling penting yaitu:
a. Hukum kesiapan (law of readiness),
b. Hukum latihan (law of exercise),
c. Hukum akibat (law of effect),
Teori Belajar Fisika “ Edward Lee Thorndike “ 11
DAFTAR PUSTAKA
NN. 2009. Teori Psikologi Belajar dan Aplikasinya dalam Pendidikan. Diakses dari http://www.unikajaya.co.cc/2009/11/teori-psikologi-belajar-dan-aplikasinya.html tanggal 19 Februari 2010 Subhan. 2010. Teori Pengaitan dari Edward L. Thorndike. Diakses dari http://www.edukasi-online.info/index.php?option=com_content&view=article&id=49:a-teori-pengaitan-dari-edward-lthorndike&catid=35:pendidikan&Itemid=54 tanggal 19 Februari 2010

1 komentar: