Jumat, 27 Desember 2013

Tentang komet


A.    Pengertian komet
Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis. Kata "komet" berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "rambut panjang".Istilah lainnya adalah bintang berekor yang tidak tidak tepat karena komet sama sekali bukan bintang. Orang Jawa menyebutnya sebagai lintang kemukus karena memiliki ekor seperti buah kemukus yang telah dikeringkan.
Komet terbentuk dari es dan debu. Komet terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari Matahari.[1] Ketika mendekati Matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor. Komet juga mengelilingi Matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya. Komet merupakan gas pijar dengan garis edar yang berbeda-beda. Panjang "ekor" komet dapat mencapai jutaan km. Beberapa komet menempuh jarak lebih jauh di luar angkasa daripada planet. Beberapa komet membutuhkan ribuan tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit Matahari.
B.   Bagian-bagian komet

Bagian-bagian komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen, dan ekor. Bagian-bagian komet sebagai berikut :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbZ3NYiOR1jIIP6dEZZY-9l8hVUJeZjbia7EXFKPWJ8TKEIAoWPuU0whffElRCzT9vCoELs5YS5dO0CwA_WZQUNQg_ZvSmCMDbK7C3vlEQSOunMIYhiYcaet6s5P_o1o2fPw8eyCgXIm8/s320/bagiankomet.jpg
.























1.    Inti, merupakan bahan yang sangat padat, diameternya mencapai beberapa kilometer, dan terbentuk dari penguapan bahan-bahan es penyusun komet, yang kemudian berubah menjadi gas. (Inti komet adalah sebongkah batu dan salju.).
Inti komet adalah sebongkah batu dan salju.Ekor komet arahnya selalu menjauh dari Matahari.Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu dan ekor gas.Bentuk ekor debu tampak berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas berbentuk lurus.Koma atau ekor komet tercipta saat mendekati Matahari yaitu ketika sebagian inti meleleh menjadi gas. Angin Matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet.Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang dua atau lebih.
2.    Koma, merupakan daerah kabut atau daerah yang mirip tabir di sekeliling inti.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVxSu4FYwuqgSJsJ0M9bcmgcXEl3Uz6iazfbu9c6TGTGYShWY1vC6KP1xTz4DFcTlJaz_ZM8AhvkQt0aXnJdxCUkDHvjanjIf3ujTRtStPZegnRVlFIEsUvYc-GGrSNrK5tK5cwfCL0ms/s320/comparts-1mkawhp.jpg 






3.    Lapisan hidrogen, yaitu lapisan yang menyelubungi koma, tidak tampak oleh mata manusia. Diameter awan hidrogen sekitar 20 juta kilometer.
4.    Ekor, yaitu gas bercahaya yang terjadi ketika komet lewat di dekat matahari. Ekor komet arahnya selalu menjauh dari matahari. Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu dan ekor gas. Bentuk ekor debu tampak berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas berbentuk lurus. Koma atau ekor komet tercipta saat mendekati matahari yaitu ketika sebagian inti meleleh menjadi gas. Angin matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet. Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang dua atau lebih.

C.   Jenis-jenis komet

Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1)    Komet berekor panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, komet Kohoutek yang melintas dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali.
2)    Komet berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor. Contohnya komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.

Teleskop luar angkasa Hubble milik NASA berhasil mengambil gambar yang menakjubkan dari komet Ison. Komet ini disebut-sebut sebagai salah satu komet yang terlihat paling terang di sistem Tata Surya tahun ini.
Teleskop Hubble berhasil menangkap gambar komet Ison pada tanggal 10 April 2013. Pada saat itu, komet Ison memiliki jarak 621 juta kilometer dari Matahari dan 394 juta kilometer dari Bumi.
Para astronom terkejut dengan sosok misterius komet Ison, karena tingkat keterangannya hampir sama dengan bulan purnama. Tak cuma itu, komet Ison juga diprediksi bakal membuat hujan meteor di langit Bumi tahun 2014.

Seperti diketahui, dilansir Space, 26 April 2013, komet Ison akan mendekati Matahari pada akhir November 2013. Komet itu akan memuntahkan partikel debunya ke Matahari, tapi tekanan sinar Matahari akan membuat partikel debu jatuh ke Bumi.
Dari hasil gambar yang diambil teleskop Hubble, komet Ison telah cukup aktif untuk memuntahkan debu. Ekornya yang berisi partikel debu memiliki lebar 5.000 kilometer dan panjang 92.000 kilometer.
"Tapi, yang sangat mengherankan adalah inti dari komet Ison hanya berukuran sekitar 4,8 dan 6,5 kilometer," kata Jian Yang Li, Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, AS.
Description: http://i.space.com/images/i/000/028/285/i02/hubble-ison-photos-scale.jpg?1366744336
Penampakan komet ison
Jian Yang Li menduga, inti komet itu yang memungkinkan Ison mengelilingi Matahari dan akan mencapai jarak terdekat dengan Bumi, yaitu sekitar 1,2 juta kilometer pada 28 November 2013.
"Ini adalah kali pertama komet Ison melakukan perjalanan di sistem Tata Surya. Komet Ison menyediakan kesempatan langka bagi para astronom untuk mempelajari terbentuknya komet di sistem Tata Surya," kata Jian Yang Li.
Komet Ison pertama kali ditemukan oleh astronom amatir asal Rusia bernama Vitali Nevski dan Artyom Novichonok pada September 2012.
Nama Ison merupakan singkatan dari International Scientific Optical Network, yaitu teleskop yang digunakan saat menemukan komet Ison. (umi)

D.   Nama-nama Komet
Sekarang telah dikenal banyak nama komet, antara lain sebagai berikut.

a.    Komet Kohoutek.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUDg-HlV3OdkjDdggMkAzZj2uOcgyksLiPM5bo9EkE0XgacOAUWBzEftqWjJcUFSAJ6tFz0ZRi9Hxvj0cFqteQtELIsZHssEV19wFfAf9qnolzyWPmhE6mENfjmzWbElmJKhzVfU7OiSM/s320/p138.jpg







b.    Komen Arend-Roland dan Maikos yang muncul pada tahun 1957.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV-XTKZ7QiIR8EtDKcmMrhiGGTopwgSgqB6XLb1Kw3uthsAb0XJts5DtMsjwtoC1Lc336khCicCiCg23y0v8Vs8nBgTGPqm6293jZ3JXlpXkfq75az3aWGdjktGcMJk3Vdd6YVsJwM6Fs/s320/4301-004-0F459752.jpg







c.    Komet Ikeya-Seki, ditemukan pada bulan September 1965 oleh dua astronom Jepang, yaitu Ikeya dan T. Seki.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFfmkZdtpqIUXcq_5BdmWhk8w67kvypFGpLZUtULGak3x-lo_Wx4qbz92yJPOBQRiy4c3HobrIElpE_jAdBY8yOomXBtiWR4eNkqD97X3_IxsjS3qDUgc7OQ0N7hY1YZH4ONYedYpaMXs/s1600/seki.jpeg





                                                                                                                                            
d.    Komet Shoemaker-Levy 9 yang hancur pada tahun 1994.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggPJs9GSaQcOHkPw1_TJlbR0nl-m3nZ36c_jBZuFnzCwkf_1RhwmXYw3L1Mr9sxd8Oi4ysVylCxpawxgB1x4SPgHYPQMiAh8CbzK5wW1Rg6SDAglr3NuJytOeoEnJaDJ7rtHTzeeF8p-g/s320/sl9hst.gif








e.    Komet Hyakutake yang muncul pada tahun 1996.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGYfuqt9pn56iw3W5ydrgJMIW_U57TEsNPbgO4ZEwVYE0WvpCRn5E874SUKm0saNBe1Wbx4Gsx6jq5_2vF9gq8nWVC3QO2oVNUt-Z2iS_XUZi5qLgfMa14beK1uTW1R-E4Vf-MrZ3vcN0/s320/Komet_Hyakutake.jpg






f.     Komet Hale-bopp yang muncul pada tahun 1997.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMAx0W8RNMF5Yne8_I3rjSQnR_AUGDgnMwntHArTRJJ7uf9jfu-r8NozGMWfVR6i0F12Gh0xKhWV2txTYlk3_51MwWsokrdNmCqaDECGN3xA26rOBn8CCzlEoONASGHfU4KWI4gcpcm3c/s320/hale_bopp.jpg








E.     Dinamika orbit komet
Telah dikaji pengaruh nongravitasional pada gerak komet. Terbentuknya ekor komet ketika mendekati matahari berakibat kometkehilangan massanya secara terus menerus sehingga massa komet berkurang. Oleh karena itu, massa komet dapat dipandangsebagai fungsi waktu. Dalampenelitian ini, dipelajari dinamika orbit komet disebabkan komet kehilangan massa karenaterbentuknya ekor. Terdapat tiga asumsi peninjauan gerak komet tersebut. Pertama, komet dianggap berbentuk bola. Kedua,komet dianggap berputar dengan cukup cepat sehingga mendapatkan radiasi matahari secara merata.
Para astronom telah menemukan sumber kosmik baru untuk jenis yang sama dengan air yang hadir di bumi miliaran tahun yang lalu dan menciptakan lautan. Temuan ini mungkin membantu menjelaskan bagaimana permukaan bumi akhirnya diliputi dengan air.
Pengukuran terbaru dari Herschel Space Observatory menunjukkan bahwa komet Hartley 2, yang berasal dari Sabuk Kuiper yang jauh, mengandung air dengan tanda alam kimiawi yang sama seperti lautan di bumi. Wilayah yang terpencil di tata surya ini, sekitar 30 hingga 50 kali lipat jaraknya antara bumi dan matahari, merupakan rumah bagi objek-objek es, berbatu termasuk Pluto, planet-planet kerdil lainnya dan komet-komet yang tak terhitung jumlahnya.
“Hasil studi kami dengan Herschel menunjukkan bahwa komet bisa memainkan peran utama dalam menghantarkan sejumlah besar air ke bumi awal,” kata Dariusz Lis, rekan penelitian senior dalam fisika di Institut Teknologi California di Pasadena dan penulis pendamping makalah dalam jurnal Nature, yang dipublikasikan secara online 5 Oktober. “Temuan ini secara substansial memperluas penampungan air seperti-laut bumi di dalam sistem surya untuk saat ini termasuk objek-objek es yang berasal dari Sabuk Kuiper.”
Description: http://www.faktailmiah.com/wp-content/uploads/2011/10/Persamaan-kandungan-air-300x225.jpg?71b815






Pengukuran terbaru dari Herschel Space Observatory telah menemukan air dengan tanda alam kimia yang sama seperti lautan kita dalam sebuah komet yang disebut Hartley 2 (digambarkan di sebelah kanan). (Kredit: NASA/JPL-Caltech).
Para ilmuwan berteori bahwa bumi mulai memanas dan kering, sehingga air yang penting bagi kehidupan pasti telah dihantarkan jutaan tahun kemudian oleh tumbukan asteroid dan komet. Hingga saat ini, tidak ada komet yang sebelumnya dipelajari mengandung air seperti yang ada di bumi. Namun, pengamatan Herschel terhadap Hartley 2, melihat secara dalam keberadaan air pada sebuah komet dari Sabuk Kuiper.
Herschel mengintip ke dalam atmosfer gas koma, atau tipis, pada komet. Koma berkembang seiring bahan beku di dalam komet menguap selagi mendekati matahari. Amplop bersinar ini mengelilingi inti komet dan aliran di belakang objek dalam karakteristik ekor.
Herschel mendeteksi tanda air yang menguap dalam koma ini dan, yang mengejutkan para ilmuwan, Hartley 2 ternyata mengandung “air berat” sebanyak setengah dari komet-komet lainnya. Pada air berat tersebut, salah satu dari dua atom hidrogen normal telah digantikan dengan isotop hidrogen berat yang dikenal sebagai deuterium. Rasio antara air berat dan ringan, atau biasa, pada Hartley 2 adalah sama dengan air di permukaan bumi. Jumlah air berat pada komet ini terkait dengan lingkungan di mana komet terbentuk.
Dengan melacak jalur Hartley 2, para astronom tahu bahwa komet itu berasal dari Sabuk Kuiper. Lima komet selain Hartley 2 yang berasio air-berat-ke-reguler telah diketahui berasal dari area yang bahkan lebih jauh lagi dalam sistem tata surya yang disebut Awan Oort. Segerombolan objek ini, 10.000 kali lipat lebih jauh dari Sabuk Kuiper, merupakan mata air bagi komet-komet yang paling banyak didokumentasikan.
Mengingat rasio air berat lebih tinggi pada komet Awan Oort dibandingkan dengan lautan di bumi, para astronom menyimpulkan bahwa kontribusi oleh komet pada volume total air di bumi berada pada sekitar 10 persen. Asteroid, yang kebanyakan ditemukan pada sebuah gerombolan antara Mars dan Jupiter, namun terkadang menyasar ke bumi, tampaknya merupakan para deposan besar. Bagaimanapun juga, hasil studi baru menunjuk bahwa komet Sabuk Kuiperlah yang telah melakukan layanan menghantarkan air, yang sebelumnya kurang dijadikan perhatian.
Description: http://www.faktailmiah.com/wp-content/uploads/2011/10/Rasio-berat-dan-ringan-300x225.jpg?71b815
                           Dengan menggunakan Herschel Space Observatory, para astronom telah menemukan bahwa komet Hartley 2 memiliki rasio "air berat" terhadap air ringan, atau normal, yang sesuai dengan apa yang ditemukan di lautan bumi. (Kredit: NASA/JPL-Caltech
Bagaimana benda-benda ini bisa memiliki air masih merupakan teka-teki. Para astronom memperkirakan komet Sabuk Kuiper memiliki air bahkan lebih berat daripada komet Awan Oort karena kemudian diperkirakan telah terbentuk lebih dekat ke matahari daripada yang yang ada di dalam Sabuk Kuiper. Dengan demikian, tubuh Awan Oort pastilah memiliki lebih sedikit air berat beku yang terkunci di dalamnya sebelum mereka menyembur ke pinggiran seiring berevolusinya sistem surya.
“Studi kami menunjukkan bahwa pemahaman kita terhadap distribusi unsur-unsur paling ringan dan isotop mereka, serta dinamika tata surya awal, masih tidak lengkap,” kata penulis pendamping, Geoffrey Blake, profesor ilmu planet dan kimia di Caltech. “Dalam sistem awal tata surya, komet dan asteroid pasti telah bergerak di seluruh tempat, dan tampaknya beberapa dari mereka mendarat di planet kita dan membuat lautan kita.”
F.     Tabrakan komet membentuk kehidupan
Gelombang kejut bisa memaksa asam amino membentuk senyawa kimia. apakah mungkin?
Tabrakan sekilas pada planet bisa menciptakan kondisi sempurna di inti es komet untuk membentuk asam amino – molekul yang vital dalam membentuk kehidupan.
Teori kompresi-kejut untuk membentuk asam amino ini dibuat oleh Nir Goldman dan rekan-rekannya dari Lawrence Livermore National Laboratory di Livermore, California. Yang terjadi adalah para ilmuwan ini ingin mengetahui peristiwa kimia apakah yang mungkin telah terjadi di butiran es yang terperangkap di dalam komet yang telah menabrak sebuah planet
Untuk itu dibuat simulasi selama sekitar 1 juta jam dengan menggunakan gugus komputer Atlas di Lawrence Livermore untuk mengetahui proses kimia apa yang terjadi dalam sebutir es selama terjadinya tabrakan. Tujuan utamanya sebenarnya untuk mencari asam amino, yang menjadi ciri dari kemungkinan adanya kehidupan.
Teori yang ada sebelumnya menyatakan bahwa asam amino di Bumi diperkirakan datang bersama serangan halilintar pada sup purba yang berisikan molekul sederhana atau penyinaran ultraviolet dari butiran debu antar bintang. Akan tetapi tidak ada satupun dari teori ini yang bisa dipastikan.
Simulasi yang dilakukan Goldman menyertakan 210 molekul yang terdiri dari campuran air, metanol, amonia, karbon dioksida, dan karbon monoksida.
*      Tabrakan Pertama
Saat komet menabrak sebuah planet, maka gelombang kejut akan menjalar dan kemudian berhenti tiba-tiba. Menurut Goldman, kejadian ini justru memampatkan komet dan gelombang pemampatan akan menjalar melalui komet lebih cepat dari kecepatan suara. Akibatnya, molekul di dalam akan mengalami cacat dan ikatan yang ada juga jadi rusak.
Pemodelan yang dikerjakan Goldman dibuat berdasarkan model tabrakan yang dialami komet yang melaju dengan kecepatan 29 km/detik. Jadi mereka mencoba mensimulasikan seperti apa tabrakan yang terjadi dan kemungkinan terbentuknya asam amino di dalam es pada inti komet. Tabrakan yang dimodelkan ini haruslah merupakan tabrakan dari arah samping dengan sudut yang tepat dan bukan tabrakan frontal, karena tabrakan frontal justru akan menghancurkan keseluruhan komet.
Untuk bisa mengetahui proses kimia yang terjadi di dalam es, para ilmuwan menggunakan simulasi teori fungsi kerapatan, suatu perlakuan mekanik dari elektron di molekul. Pada model ini, jika elektron di sekitar atom mendekat pada jarak tertentu dengan atom lainnya maka akan terbentuk suatu ikatan.
Aliran kejut untuk pemampatan paling lemah yang diterapkan Goldman dan rekan-rekannya memiliki tekanan 10 gigapascal dengan temperatur mencapai 700K. Pada kondisi ini butiran tersebut jadi mengalami pemampatan 40%. Pada butiran ini, molekul ikatan karbon-nitrogen juga terbentuk, dan di dalamnya terdapat molekul yang tidak stabil bernama carbamide. Kondisi ini merupakan petunjuk adanya kemungkinan proses pembentukan asam amino.
Pada kondisi seperti ini segalanya jadi reaktif dan mungkin. Dengan adanya potongan molekul yang memiliki ikatan C-N, maka jika ditambahkan leih banyak karbon ke dalamnya akan didapat asam amino kompleks.
Dalam simulasi lanjutan dengan tekanan dan temperatur yang lebih tinggi, para ilmuwan bisa melihat lebih banyak proses kimiawi. Pada akhirnya para ilmuwan ini memfokuskan diri pada simulasi 47 gigapascal dengan temperatur 3141 K khususnya untuk tabrakan pertama selama 20 picodetik. Pada kondisi ini terlihat lebih banyak molekul kompleks yang terbentuk, termasuk di dalamnya molekul dengan ikatan karbon-nitrogen.
Setelah tabrakan pertama, komet yang mengalami pemampatan jadi lebih santai, mengendur, tenang dan mengembang. Inilah yang terjadi pada tahap lanjutan yang coba direka ulang dalam simulasi tahap lanjut. Setelah 50 picodetik relaksasi, tampak 5 tipe molekul dengan ikatan karbon-nitrogen termasuk didalamnya hidrogen sianida dan lebih banyak carbamide. Juga terdapat ion hidronium -air ditambah ion hidrogen. Yang lebih menarik lagi tampak komponen organik asam amino sederhana dengan karbon dioksida berada bersama ion hidronium.
Goldman sendiri yakin kalau komponen organik tersebut terbentuk pada saat terjadinya tabrakan, meskipun simulasinya terlalu kompleks untuk bisa melihatnya secara keseluruhan proses demi proses. Komponen organik / karbon dioksida kompleks tersebut akan bereaksi secara spontan dengan ion hidronium untuk memproduksi komponen organik, air dan karbon dioksida.
Hasil simulasi yang dikerjakan Goldman dan rekan-rekannya merupakan sbeuah tahap awal untuk menunjukan kalau tabrakan sesaat dapat membentuk proses kimiawi menarik di dalam sebuah komet yang bisa jadi membawa manusia utnuk memahami pembentukan asam amino yang menjadi ciri keberadaan kehidupan.
Menurut Murthy Gudipati, ahli es antarbintang di NASA Jet Propulsion Laboratory, Pasadena, California, menyatakan pekerjaan tersebut masih merupakan sebuah teori. Untuk itu diperlukan kalkulasi lanjutan yang dapat memperlihatkan probabilitas kejadian terbentuknya asam amino yang benar-benar terjadi. Simulasi Goldman merupakan salah satu eksperimen yang sudah dibuat, namun perjalanan tentu masih panjang untuk tiba pada kesimpulan akhir.
Bahwa materi pembentuk asam amino ada di dalam komet, sudah diketahui sejak lama dan percobaan lainnya juga sudah menunjukkan kalau radiasi bisa memicu terjadinya pembentukan asam amino pada es komet. Namun ini bukan satu-satunya proses yang perlu dipertimbangkan. Komet yang mengarah ke Bumi juga bisa jadi sudah bermuatan molekul prebiotik.



2 komentar:

  1. Casino no deposit bonus codes 2021 - GoyangFC
    Casino No Deposit 엠비 션 주소 Bonuses 2021 speckdigital.com - Find out why we are very happy with the casino no deposit bonus codes. The first thing 크롬사이트번역 you will notice is that all 코드 벳 you have to do is 22 bet

    BalasHapus